Keberadaan kita tak bisa dipungkiri karena ada peran orang tua. Ayat al-quran dan hadits tentang orang tua pastilah pernah kita dengar. Namun apakah kita yakin pada ayat dan hadits tersebut.

Padahal jauh 1400an tahun yang lalu, Allah dan Rasulnya telah memerintahkan umat manusia untuk memuliakan orang tua. Dengan lemah lembut kita harus berbicara. Pun tak menyakiti perasaannya.

Sejak kecil pun, doa yang kita hafalkan adalah memohon ampun untuk orang tua. Saya rasa doa tersebut wajiblah kita ulang-ulang setiap saat. Tak perlulah menunggu seusai sholat kita baca. Namun ketika kita ingat, mari kita baca doa tersebut.

Doa untuk Orang Tua yang Paling Utama

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا

Allahumma fighr lii wa lidayya warhamhuma kama robbayanii shoghiiraa

Artinya :

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta berikahlah kasih sayangmu kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku masih kecil.

Ayat Al-Quran Tentang Adab Kepada Orang Tua

Baca juga adab membaca al-quran

Keharusan Berkata Lemah Lembut

Allah pun menurunkan ayat tentang kewajiban kita untuk berbakti pada orang tua. Ayat tersebut terletak di surat al-isra’ ayat ke 23

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

wa qaḍā rabbuka allā ta’budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna ‘indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā

Artinya :

Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia(Allah) dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Sang mufassir umat, Imam Ibnu Katsir menjelaskan tentang Falaa taqul lahumaa uff sebagai berikut :

Maksud bagian ayat tersebut adalah, Jangan sampai kedua orang kita mendengarkan ucapan buruk dari kita. Bahkan sekedar mengucapkan “ah” yang mana termasuk ucapan buruk paling rendah.


from myde-indonesia.id

Keutamaan bersyukur kepada orang tua, terutama kepada ibunda

Allah Berfirman di surat luqman : 14

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhụ fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr

Artinya :

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Mentaati kedua orang tua selama dalam kebaikan

Di ayat berikutnya pada surat luqman : 15 Allah memerintahkan kepada para anak. Agar selalu patuh kepada orang tua. Dan perlu diperhatikan, bahwa kepatuhan kita terbatas apabila perintah tersebut dalam kebaikan. Jika orang tua kita meminta berbuat buruk, misalnya syirik kepada Allah, maka itu tidak boleh ya.

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

wa in jāhadāka ‘alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī ‘ilmun fa lā tuṭi’humā wa ṣāḥib-humā fid-dun-yā ma’rụfaw wattabi’ sabīla man anāba ilayy, ṡumma ilayya marji’ukum fa unabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn

Artinya :

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Hadits Tentang Orang Tua dan Keutamaan Berbakti Kepadanya

Ibumu, ibumu, dan ibumu, kemudian ayahmu

Rasululllah SAW bersabda :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.”

Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu amalan yang dicintai Allah

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata:

“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”

Kunci dipanjangkan umur dan ditambahkan rezekinya

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang ingin untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rezekinya, maka berbaktilah kepada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat).” (HR. Ahmad)

Merawat orang tua ketika lanjut usia merupakan salah satu sebab masuk surga

“Dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdanya: Celakalah dia! Celakalah dia! Celakalah dia! Lalu beliau ditanya orang, Siapakah yang celaka, ya Rasulullah? Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orang tuanya sebaik-baiknya).” (HR. Muslim)

Mencela orang tua merupakan dosa besar

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أُمَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’d dari Ayahnya dari Humaid bin Abdurrahman dari Abdullah bin ‘Amru radhiyallahu ‘anhuma dia berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya termasuk dari dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, ”

beliau ditanya;

“Kenapa hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?”

beliau menjawab:

“Seseorang mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayah dan ibu orang yang pertama.” (HR.Bukhari no 5516)