Bacaan wirid pendek atau dzikir merupakan salah satu ibadah yang agung di sisi Allah Azza Wajalla. Oleh karena itu, sepantasnya bagi setiap muslim untuk senantiasa membasahi lisannya dengan berdizkir kepada-Nya. Karena itulah Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan di dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab 41-42 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ
yā ayyuhallażīna āmanużkurullāha żikrang kaṡīrā
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,
وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا
wa sabbiḥụhu bukrataw wa aṣīlā
dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy Rahimahullah berkata dalam tafsirnya tentang ayat di atas :
“Allah Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk banyak berdzikir kepada-Nya berupa tahlil, tahmid, tasbih, takbir dan selain itu dari ucapan yang di dalamnya terdapat bentuk pendekatan kepada Allah.
Minimalnya, seseorang senantiasa membaca wirid (dzikir) di waktu subuh dan sore hari, di belakang setiap sholat lima waktu, dan ketika ada sebab-sebab yang mengharuskan. Sepantasnya untuk senantiasa melakukannya pada seluruh waktu, di seluruh keadaan. Nih baca aja doa sholat tahajud yang mustajab, InsyaAllah apapun yang kita minta di ijabah oleh Allah SWT.
Sebab, bacaan wirid pendek tersebut merupakan ibadah yang menjadikan pelakunya unggul dalam keadaan dia beristirahat, dan merupakan pendorong menuju kecintaan kepada Allah dan pengenalan terhadap Allah, membantu di atas kebaikan, serta menahan lisan dari ucapan yang keji.” (Tafsir As-Sa’dy hal.736, cetakan Al-Maktabah At-Tauqifiyyah).
Daftar Isi Konten
Keutamaan Dzikir
Selain ayat di atas, tentu saja masih banyak lagi ayat-ayat yang memerintahkan untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dan menyebutkan keutamaannya. Selain itu, banyak pula hadits-hadits yang menganjurkan untuk banyak berdizkir kepada Allah Azza Wajalla dan menyebutkan berbagai keutamaannya. Begitulah terkait bacaan wirid pendek. Diantaranya adalah hadits di bawah ini :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti orang yang hidup dengan yang mati.” (HR.Bukhari : 5928)
Ini merupakan hadits yang paling dalam maknanya tentang bacaan wirid pendek dalam menyebutkan keutamaan berdizkir kepada Allah Azza Wajalla, karena menyamakan posisinya seperti ruh pada jasad sehingga ada kehidupan. Itulah sebabnya mengapa Allah Ta’ala menamakan Al-Quran yang merupakan bentuk dzikir terbesar sebagai ruh. Allah Ta’ala berfirman :
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗمَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَا ۗوَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ
wa każālika auḥainā ilaika rụḥam min amrinā, mā kunta tadrī mal-kitābu wa lal-īmānu wa lākin ja’alnāhu nụran nahdī bihī man nasyā`u min ‘ibādinā, wa innaka latahdī ilā ṣirāṭim mustaqīm
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,
Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah Rahimahullah dalam kitab Al-Wabilus Shoyyib berkata tentang dzikir :
“Dzikir itu menyebabkan hidupnya hati. Saya telah mendengarkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata ‘Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Maka bagaimanakah keadaan ikan jika dia berpisah dengan air!?”
Baca Juga: Tulisan Arab Latin Allaahummarhamna Bil Quran dan Artinya
2 Jenis Dzikir Harian
Berbicara lebih lanjut tentang dzikir, perlu diketahui bahwa dzikir terbagi dua, yaitu mutlak dan muqayyad.
Apa itu Dzikir Mutlak?
Dzikir mutlak adalah bacaan dzikir yang dibaca kapanpun, di manapun (tentunya selain tempat-tempat yang diharamkan seperti di dalam wc), dan sebanyak apapun.
Adapun contoh dzikir mutlak pendek adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di bawah ini :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, dan berat dalam timbangan serta dicintai Allah yang Maha Pengasih, yaitu; SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI, SUBHAANALLAAHIL ‘AZHIIM (Maha Suci Allah dan dengan memujiNya aku ada, Maha Suci Allah yang Maha Agung).abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR.Tirmidzi : 3389)
Kedua kalimat yang disebutkan dalam hadits di atas bersifat mutlak, bisa di baca kapanpun, di manapun, dan sebanyak apapun.
Baca Juga:
Apa itu Dzikir Muqayyad?
Dzikir muqayyad adalah bacaan dzikir pendek atau panjang yang waktu, tempat, jumlah, serta tata caranya sudah ditentukan oleh dalil, tidak bisa dilakukan sembarangan. Dzikir muqayyad inilah yang diistilahkan dengan bacaan wirid.
Adapun dzikir muqayyad yang diistilahkan dengan bacaan wirid, maka di antara contohnya adalah dzikir yang dibaca setiap kali selesai salam dari sholat fardhu atau sholat lima waktu, dzikir pagi petang, dan lain semisalnya. Agar para pembaca bisa lebih memahaminya, di bawah ini akan saya sebutkan contohnya.
Bacaan Wirid Pendek Setelah Sholat Wajib
Telah datang keterangan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa jika beliau selesai salam dari melaksanakan sholat fardhu, baik sholat dhuhur, ashar, maghrib, isya, maupun subuh, beliau membaca bacaan wirid berikut ini :
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai shalat, beliau akan meminta ampunan tiga kali dan memanjatkan doa ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM WAMINKAS SALAAM TABAARAKTA DZAL JALAALIL WAL IKROOM (Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang memberi keselamatan, dan dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik kebesaran dan kemuliaan.” Kata Walid; maka kukatakan kepada Auza’i “Lalu bagaimana bila hendak meminta ampunan?” Jawabnya; ‘Engkau ucapkan saja Astaghfirullah, Astaghfirullah.” (HR.Muslim : 931)
Telah datang juga keterangan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa setelah beliau membaca bacaan wirid pendek di atas, beliau melanjutkan dengan bacaan berikut ini :
كَتَبَ الْمُغِيرَةُ إِلَى مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا سَلَّمَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ وَقَالَ شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ سَمِعْتُ الْمُسَيَّبَ
“Mughirah pernah menulis surat kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selepas shalat, beliau selalu mengucapkan do’a;
‘LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI`IN QADIIR, ALLAHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THAITA WALLA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WALAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU
(Tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia yang mempunyai kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda dari-Mu bagi pemiliknya).” (HR.Bukhari : 5855)
Setelah selesai bacaan di atas, disunnahkan untuk melanjutkan dengan bacaan wirid di bawah ini :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
” (Tiada sesembahan yang hak selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya selaga puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Daya dan kekuatan selain dengan pertolongan Allah. Tiada sesembahan yang hak selain Allah, dan Kami tidak beribadah selain kepada-Nya, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, hanya bagi-Nya ketundukan, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukai).”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengeraskan suara dengan kalimat ini setiap selesai shalat.
Setelah selesai membaca bacaan wirid di atas, disunnahkan untuk melanjutkan dengan bacaan di bawah ini :
سُبْحَانَ اللّهُ
اَلْحَمْدُلِلّهِ
اَللّهُ اَكْبَرُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Setelah membaca keseluruhan bacaan wirid di atas, disunnahkan untuk melanjutkan membaca ayat kursi 1x
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
(Diriwayatkan oleh An-Nasai no.9928 dan Ath-Thabrani no7532, dan haditsnya dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no.6464).
Setelah itu ditutup dengan membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq dan surat An-Naas (Diriwayatkan oleh Abu Daud no.1523, dan haditsnya dishahikan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Abu Daud).
Bacaan Wirid Pendek Pagi Petang
Bentuk dzikir muqayyad bukan hanya bacaan wirid atau dizkir yang dibaca setelah selesai salam dari sholat wajib, tetapi masih ada bentuk-bentuk dzikir muqayyad lainnya. Salah satu contoh bacaan wirid lainnya adalah dzikir yang dibaca di waktu pagi dan petang.
Seharusnya setiap muslim betul-betul menjadikan setiap waktunya dipenuhi dengan ibadah, salah satunya adalah membaca bacaan wirid atau dzikir pagi dan petang yang akan saya sebutkan di bawah ini.
Bacaan Wirid di Waktu Pagi
Salah satu bacaan wirid yang disyariatkan adalah membaca ayat kursi. Keterangan tentang bacaan wirid pendek ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim (1/562) dan haditsnya dishahihAsy-kan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no.655. Ayat ini dibaca 1 kali.
Selain membaca ayat kursi, bacaan wirid di waktu petang yang juga sangat dianjurkan adalah sayyidul istighfar. Keutamaan dzikir ini adalah siapa yang membacanya di waktu pagi kemudian dia meninggal di sore hari maka dia masuk surga.
Untuk lebih jelasnya, berikut bacaan dzikir sayyidul istighfar :
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Selain kedua bacaan wirid pagi di atas, disunnahkan juga untuk membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas masing-masing sebanyak 3 X. Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud no.5082 dan At-Tirmidzi no.3575.
Bacaan Wirid Pendek di Waktu Petang
Agar seseorang mendapatkan keutamaan yang besar dan penjagaan sepanjang hari, hendaknya dia tidak membatasi diri hanya membaca dizikir atau bacaan wirid di pagi hari saja, tetapi hendaknya dia juga membaca dzikir di waktu petang atau sore hari selepas melaksanakan sholat ashar.
Salah satu bacaan wirid pendek yang disyariatkan untuk dibaca di waktu petang atau sore hari adalah membaca ayat kursi. Keterangan tentang bacaan ini juga disebutkan dalam hadits yang sama tentang membaca bacaan ini di waktu pagi hari, yaitu diriwayatkan oleh Al-Hakim (1/562) dan haditsnya dishahihAsy-kan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no.655. Ayat ini dibaca 1 kali.
Bacaan wirid petang atau sore hari lainnya yang juga disunnahkan untuk dibaca adalah dianjurkan adalah sayyidul istighfar. Keutamaan dzikir ini adalah siapa yang membacanya di waktu petang kemudian dia meninggal di pagi hari maka dia masuk surga.
Adapun bacaan sayyidul istighfar sama persis dengan bacaan wirid pendek yang dibaca di pagi hari, yaitu :
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Selain kedua bacaan wirid petang di atas, disunnahkan juga untuk membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas masing-masing sebanyak 3 X. Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud no.5082 dan At-Tirmidzi no.3575.
Demikianlah pembahasan tentang jenis-jenis bacaan wirid pendek dan contohnya masing-masing. Semoga penjelasan yang kami sampaikan bisa memberi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi kaum muslimin untuk diamalkan, sehingga kita semua mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah Azza Wajalla. Amiin.
Selamat Mencoba bacaan wirid pendek, Goodtizen! 🙂